MAN Salatiga menyelenggarkan rangkaian kegiatan Semarak Ramadhan 1442 H/2021 M “Tetap Ngaji di Tengah Pandemi”. Kajian Semarak Ramadhan kali ini dalam rangka memperingati Nuzulul Qur’an yang disampaikan oleh Kepala Kementerian Agama Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman, S.Ag., M.Si., hadir pula Pengawas Madrasah Jenjang MTs dan MA, H. Saifudin, M.Pd. di Masjid Darussalam MAN Salatiga (Kamis, 29/04/21).
Kajian Semarak Ramadhan 1442H, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an surah Al-Isra’ ayat 9 dan Al Hasyr ayat 21 yang dilantunkan oleh Ustaz Jawwada Mumtaz Al Mubarok.
Dilanjutkan sambutan singkat Kepala MAN Salatiga, Handono, S.Ag., M.Pd., Beliau menyampaikan terima kasih kepada Kakankemenag & Pengawas Kemenag Kota Salatiga dalam rangka menyemarakkan semangat Ramadhan memperingati Nuzulul Qur’an di masjid Darussalam dengan menyempatkan diri, menyapa dan menyemangati dalam pengelolaan kemajuan MAN Salatiga.
Kepala MAN Salatiga dalam sambutannya menuturkan bahwa Nuzulul Qur’an menjadi momentum berharga di bulan suci Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Quran ke muka bumi sebagai petunjuk umat Islam untuk mencapai kebenaran. Kebenaran ini nampak pada perubahan dan perkembangan madrasah, salah satunya dengan jerih payah perjalanan berdirinya masjid Darussalam yang berasal dari infaq yaumiyah peserta didik, bapak ibu guru karyawan, komite dan seluruh civitas akademika yang bergerak bersama-sama selama bertahun-tahun. Kini masjid ini bisa terwujud karena adanya kebersamaan dalam 1 tujuan untuk perkembangan madrasah sebagai anugerah dan nikmat Allah SWT. Pembiasaan ini, karena keikhlasan dan semangat sehingga menghasilkan yang terbaik sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Kepala MAN Salatiga berpesan supaya tausiyah yang disampaikan Bapak Taufiq, dijadikan bahan renungan, motivasi, sekaligus pendorong semangat belajar, menuntut ilmu, berbuat kebaikan di bulan Ramadhan dan pasca Ramadhan untuk menghasilkan kesuksesan dunia akhirat.”
Penyampaian kajian Semarak Ramadhan oleh Kepala Kemenag Kota Salatiga, Beliau menyampaikan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi umat manusia, siapa pun bisa mengkaji Al-Qur’an, sekaligus sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa. Salah satu petunjuk Al-Quran tersebut mengenai asal mula manusia hingga perkembangannya di akhir zaman.
Mengutip ayat Al-Qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 13, mengenai asal mula manusia diciptakan untuk saling kenal, beliau menjelaskan bahwa asal mula manusia berasal dari Nabi Adam. Nabi Adam berkembang dan berkembang, akhirnya membuat keluarga kecil dan menjadi keluarga besar, makhluk sosial, pranata sosial, dan terbentuklah suku (qubila) dan bangsa.
Mengutip tafsir Mabadiul Khoir karya Imam Fahrurrozi, beliau menyebutkan bahwa suku-suku yang ada sesungguhnya kerabat dekat. Sedangkan bangsa termasuk kerabat jauh karena lintas negara. Suku-suku ini merupakan anugerah Allah SWT yang asal mulanya dari Nabi Adam dan Ibu Hawa. Sehingga untuk mendorong masyarakat pluralisme atau keberagaman harus dikelola dengan baik melalui perkenalan/ta’aruf yang dibangun untuk saling memberi/menerima nasihat dan masukan dalam kebenaran dan kesabaran. Karena manusia tempat salah dan lupa, maka manusia harus saling mengingatkan dan menasehati. Manusia tak ada yang sempurna di dunia ini. Manusia diberi kelebihan dan kekurangan oleh Allah SWT.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kemenag Kota Salatiga menjelaskan syarat manusia memiliki kemampuan kecerdasan emosional (emotional intelligence), yakni; Self awareness (Kesadaran/kemampuan untuk mengenali emosi diri), Self regulation (Kesadaran sosial, dibangun saling tolong menolong), memotivasi diri sendiri, social skill (membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain), mengenali emosi orang lain (empati).
“Sesungguhnya orang yang tidak punya saudara, seperti orang yang maju dalam pertempuran tanpa membawa senjata. Tapi orang yang memiliki banyak saudara, ibarat orang maju di medan tempur membawa peralatan tempur yang lengkap. Dan Jangan menjadikan musuh walaupun hanya 1, karena musuh 1 itu sudah cukup banyak. Maka perlu diciptakan kerukunan, toleransi dan moderasi beragama yang dikelola dengan baik,” ucap Beliau.
Di akhir kajian Semarak Ramadhan memperingati Nuzulul Qur’an, Kepala Kemenag Kota Salatiga melakukan tanya jawab dengan jemaah. (TR: Hikmah Nuzulul Qur’an Penuh dengan Pahala)